That XX (Twoshoot) | Part 2 END
Author : Whirlwind~[Trainee]
Akun fb : Annisa Noranda Barezky
Length : part 2 chap 4-5
Main Cast :
1.
Kim Ranbyul
2.
Huang Zi Tao
3.
Oh Sehun
4.
Yoon Jaehui
5.
And other cast.
Genre : Friendship, Romance, sad.
Rating : PG 13
Disclaimer : sejelek-jeleknya ni ff, tetep aja ni ff hasil
karya ku. don’t bash. Saya terima komentar pedas tapi bukan bash. And don’t be
silent readers oke?
-Chap
sebelumnya-
‘na
do saranghae? Jadi mereka benar-benar pacaran? Atau aku yang salah deng-‘
gumaman Tao terhenti tatkala melihat namja lain mencium bibir gadis yang begitu
ia cintai. Mata pandanya tak sanggup berkedip barang sedikitpun karena tak
ingin menyianyiakan pemandangan yang menyakitkan ini.
Hingga
akhirnya namja itu melepas ciumannya yang diyakini oleh Tao adalah ciuman
perpisahan untuk kekasih. Tentu saja, Teman laki-laki mana yang berani mencium
bibir temannya? Jika adapun, itu akan sangat jarang terjadi. Terlebih Tao
merasakan atmosfer cinta yang menyeruak keluar dari perlakuan dua orang yang ia
perhatikan.
Tuhan.. Salahkah aku jika aku menyukai
sahabatku sendiri? Mencintai sahabatku sendiri? Apa salahku? Apa aku telah
membuat sebuah kesalahan besar hingga kau menghukumku dengan cara seperti ini?
Entahlah, terlalu banyak tanya yang meledak-ledak dibenakku.Tapi sudahlah.. Aku
menyerah dan aku mengaku kalah.. Aku, seorang sahabat yang sudah 4 tahun dekat
dengan Ranbyul. Kalah dengan seorang namja yang bahkan belum genap seminggu
berkenalan dengan Ranbyul. Sedahsyat apa skenario pertemuan mereka hingga
mereka bisa saling jatuh cinta? Apa aku bisa meminta time machine dan meminta
skenario itu untukku dan Ranbyul? Aku menyesal.. Aku pengecut.. Tuhan, aku akan
menerima kutukan ini.. Tapi, aku ingin jangan ada air mata yang tumpah dari
mata indahnya.. Yakinkan aku jika kau sudah mengirim orang terbaik untuknya..
biarlah aku yang tersakiti, aku yang tersiksa. Aku hanya akan mencintainya
dalam diam.. dalam diam..
Story
Begin~
Chapter 4 :
Heartquake
Ranbyul POV
Apa yang harus kukatakan untuk
mengajak Sehun? Mengajaknya duet untuk ujian praktik tugas Lee Sonsaengnim,
guru dengan gelar ‘Mulut Pedas’ karena komentarnya tentang bakat kami yang
terkadang benar-benar menghujam hati. Aih, waktu itu aku bisa berani menanyakan
hal itu pada Lee sonsaengnim. Kenapa sekarang aku justru takut? Ranbyul bukan seorang
penakut!
“Chaggii..” panggilku.
“ne?”
“eum, kau sudah dengar tentang
tugas praktik Lee sonsaengnim?”
“ne, aku dengar. Ahh, Lee
sonsaengnim juga bilang kita bisa duet dengan siswa kelas lain.” Ujar Sehun
berbinar. Bingo! Kekasihku pintar. Kemudian aku berkacak pinggang dan memasang
wajah angkuh sebisa mungkin “jadi?”
“tentu saja kita berduet,
chaggi..” ucap Sehun manja lalu menampilkan bbuing-bbuing miliknya. Aish,
sangat imut.
“arraseo.. eum, kapan kita mulai
latihan?” tanyaku.
“bagaimana kalau besok?”
“baiklah.” Ujarku lalu memasang
senyuman terbaikku.
***
Bagus! Lengkap sudah
penderitaanku hari ini. Sebenarnya itu bukan penderitaan. Tapi aku hanya merasa
sedikit sesak dan canggung melihatnya.. Tao, namja itu tidak duduk bersamaku
lagi. Ia pindah ke bangku yang ada di sebelah Jaehui yang notabene adalah
barisan terdepan dari deretan kami. Awalnya aku dan Tao duduk tepat di belakang
Jaehui yang duduk sendirian. Nah, selama pelajaran konsentariku buyar karena
melihat pemandangan tak enak tersebut di hadapanku. Dan Jaehui pun semakin
gencar mendekati Tao. See? Melihat yeoja centil menggoda Tao. Aku tak suka!
2 weeks later..
Sekarang aku berada di aula
musik beserta tim penilai dan seluruh siswa di angkatan kelas XI yang sedang
mengikuti ujian praktek. Sehun tampak modis dengan kaos putih lengan panjang
dan cardigan hitam tanpa lengan menutup tubuh bagian atasnya, dan celana
abu-abu dengan potongan bagian paha sedikit besar hingga mengecil ke bagian
betis, sepatu kets berwarna hitam serta model rambut ala flower boy, tak bisa
ku pungkiri jika kekasihku ini tampan, bahkan sangat tampan. Hingga membuatku
tak menyesali untuk membolos ke rooftop sekolah tempo hari. Aku sendiri memakai
rok pendek yang mengembang berwarna senada dengan celana Sehun dan baju yang sama
persis dengan baju Sehun. Pakaian ini sebenarnya adalah salah satu koleksi baju
couple kami.
“chaggi, giliran kita..” ujar
Sehun membuyarkan lamunanku.
“ne? Sekarang?”
“ye. Palliwa..” ajaknya.
“ne.. ne..”
Akhirnya kami berdiri di atas
panggung dan disambut tepuk tangan riuh dari para penonton. Maklum saja, selama
masa try out kami selalu diunggulkan karena kelenturan tubuhku dan kehebatan
menari Sehun. Hingga intro lagu Only One – BoA terdengar di seluruh penjuru
aula. Aku tak merasa gugup karena aku sudah terbiasa tampil di panggung.
Tao POV
“Only one? Mereka memilih lagu
Only One? Hahaha, tak bisa dipercaya. Tarian itu terlalu erotis untuk mereka
tampilkan, dan lagi usia mereka masih terlalu belia. Hahahaha.” Ujarku sinis.
“mereka benar-benar menuai
banyak sensasi, tapi ku akui chemistry mereka sangat hebat.” Gumam Jaehui yang
bisa ku dengar jelas. Aku menjadi sedikit resah. Tentu saja, aku mencoba
tertawa untuk menutupi rasa cemburu yang membara dihatiku. Aku ingin lari, lari
dari kenyataan. Tapi aku tak tahu harus lari kemana. Aku benar-benar tak tahu.
Dan juga, kami tampil setelah mereka selesai melakukan aksi erotis mereka yang
membakar hatiku. Hatiku sangat sakit.
“Tao-ya, sebentar lagi mereka
selesai. Kau siap?” tanya Jaehui yang kubalas anggukan mantap.
Akhirnya tarian mereka yang
sebenarnya membuat bulu kudukku meremang karena ku akui mereka memang hebat.
Aku akui itu, hingga Lee Sonsaengnim si Mulut Pedas itupun memberikan tepuk
tangan untuk mereka. Seluruh siswa SOPA juga tahu jika tepuk tangan si Mulut
Pedas itu sama mahalnya dengan sebongkah berlian safir.
Sekarang aku sudah berdiri di
panggung dan membungkuk sebagai tanda hormat. Hingga lagu kami terputar. Kami
memilih lagu Let Out The Beast dari EXO. Aku mulai memainkan gerakan yang sudah
aku pelajari selama 2 minggu belakangan bersama Jaehui. Entah kenapa penampilan
Ranbyul-Sehun kembali mengganggu pikiranku. Aku kembali mencoba fokus dengan
gerakanku. Tapi gagal. Aih, pikiran itu benar-benar menggangguku.
Author POV
Tao tetap memainkan tariannya,
namun ia tetap tampak larut dalam pikirannya. Hingga ia melakukan sebuah
kesalahan fatal yang membuat pergelangan kakinya tertekuk kebelakang hingga diserang sakit luar biasa. Tao tak sanggup
menahan nyeri di pergelangan kakinya.
BRUK!!
“ARRRRGGGHHHHH” pekik Tao yang
terduduk di panggung sembari memegang pergelangan kaki kirinya, Jaehui yang
menyadarinya langsung menyerbu Tao yang sedang meringis kesakitan dengan panik.
“Tao-ssi!” hanya suara Jaehui
yang dapat didengar oleh Tao hingga ia tak sadarkan diri.
***
Tao, sangat malang nasibnya.
Karena rasa cemburu begitu menguasai dirinya membuat dirinya mengalami cidera
parah di pergelangan kaki. Terlebih karena cidera itu ia tak bisa bermain wushu
dalam beberapa waktu hingga ia benar-benar pulih. Wushu, separuh nafasnya
nyaris saja sirna. Sekarang ia tengah memandang taman rumah sakit melalui
jendela bangsalnya.
Ia merasa semua ini adalah salah Ranbyul.
Ranbyul yang membuatnya cidera. Ranbyul yang membuatnya tak bisa bermain wushu
walaupun hanya sementara. Ranbyul yang membuatnya patah hati. Ranbyul yang
membuatnya kehilangan mimpinya untuk dicintai. Sungguh ironi yang benar-benar
menyesakkan. Hingga akhirnya wanita yang mengusik pikirannya benar-benar tiba
dan membawa sebuah boneka panda serta sebuket bunga.
“Tao-ssi..” lirih Ranbyul.
Tao tak bergeming seolah hanya
dirinya sendiri yang ada di bangsal itu, tetap memfokuskan pandangannya pada
bunga sakura yang bermekaran di taman rumah sakit. Berbeda dengan Ranbyul yang
menatap iba Tao, melihat pergelangan kaki kiri Tao yang terlilit gips.
“Tao-ssi..” panggil Ranbyul,
lagi.
“ka.. pergilah. Aku tak
membutuhkanmu” ujar Tao dingin.
“tapi aku ingin menje-“
“apa? Menjenguk katamu? Sudah ku
bilang pergi! Pergi dari sini, nona KIM!” bentak Tao
“Tao..”
“PERGI DARI SINI!! Apa kau tak
mendengarnya hah?! Apa aku kurang jelas mengatakannya? Aku bilang pergi nona
Kim!!.” Bentak Tao tanpa iba, sedangkan gadis yang memiliki nama Ranbyul itu
hanya dapat terisak.
“arra.. aku akan pergi.” Ujar
Ranbyul berusaha tampak tegar lalu meletakkan boneka panda dan sebuket bunga di
tempat tidur Tao. Dan mulai melangkah pergi.
“tunggu.” Ujar Tao, akhirnya
yeoja itu kembali menatap Tao.
“ambil sampah ini. Aku tak
membutuhkannya. Dan satu lagi, jangan muncul di hadapanku lagi nona Kim. Aku
membencimu, aku sangat membencimu.” Ujar Tao dingin lalu melemparkan sebuket
bunga dan boneka panda tersebut ke arah wajah Ranbyul.
“baiklah, aku tak akan muncul
lagi dihadapanmu. Aku berjanji. Aku permisi dulu tuan Huang.” Lirih Ranbyul
lalu membungkuk formal.
“bagus, sekarang pergilah.”
“baik, aku pergi.” Ujar Ranbyul
lalu meninggalkan Tao yang tengah tersenyum sinis melihat kakinya.
Jaehui bersedih ketika melihat Tao merasa
sakit hati pada Ranbyul
Ranbyul bersedih ketika melihat Tao sakit
Jaehui menangis ketika melihat Tao cedera
Ranbyul menangis ketika melihat Tao tak bisa
bermain wushu untuk sementara
***
Author POV
Tampak sepasang anak manusia
tengah terduduk memandangi aliran sungai Han yang tenang di musin semi yang
indah. Angin sejuk membelai surai indah milik keduanya. Gemerisik dedaunan
menghiasi pendengaran yang tertangkap oleh mereka. Tampak raut risau dan putus
asa dimanik mata sang yeoja. Sedangkan sang namja hanya terdiam menunggu sang
yeoja angkat bicara sesuai dengan yang ia janjikan melalui pesan singkatnya.
Tepatnya Sehun menunggu Ranbyul berbicara.
“Sehunnie, apa aku tampak
semenjijikkan itu hingga ia tak mau melihatku lagi? Apa salahku?” ujar Ranbyul
pelan lalu menyadarkan kepalanya di bahu Sehun.
Sehun
menghela napas berat. Namja mana yang suka melihat kekasih yang begitu ia
cintai mendapatkan musibah yang seharusnya tak ia dapatkan? Sehun memutar bola
matanya berbagai macam arah tanda ia berpikir tentang apa yang harus ia lakukan
untuk menenangkan yeojanya itu.
“kau tidak bersalah.. mungkin..
mungkin sesuatu tentangmu sedikit mengusik pikirannya ketika melakukan gerakan
kemarin. Jangan salahkan dirimu sendiri tanpa alasan yang kau ketahui..” jawab
Sehun tulus lalu membelai surai hitam Ranbyul yang tengah duduk di sebelahnya.
“apa aku harus pergi jauh demi
menuruti keinganannya?” tanya Ranbyul
Sehun mentautkan alisnya
pertanda ia tak mengerti “apa maksudmu?”
“apa aku harus pergi jauh agar
ia tak melihatku lagi? Seperti ke Eropa atau Amerika?” ucap Ranbyul dengan
penuh nada putus asa. Tampak beban yang begitu berat yang ia punggungi melalui
raut wajahnya.
“jangan terlalu jauh.. kau ingin
menyiksaku?” canda Sehun mencoba mencairkan suasana.
“anni, hehehe. Bagaimana jika
kita pergi bersama? Bukankah kau juga dianggap makhluk asing di SOPA?” ujar
Ranbyul lalu menatap Sehun penuh harap.
“ide yang bagus.” Jawab Sehun
enteng.
“aku serius chaggi. Ini bukan
waktunya bercanda.” Cibir Ranbyul.
“kau pikir aku main-main
menjawab pertanyaanmu, honey?” ujar Sehun lembut.
“ne, aku pikir kau bercanda.”
Jawab Ranbyul lalu kembali memandangi aliran sungai Han.
“hmm.. sebenarnya aku sudah lama
berpikir untuk pindah keluar negeri. Tapi aku tak ingin ke Amerika ataupun
Eropa. Aku ingin ke Australia.” Ujar Sehun.
“jeongmal? Bagaimana kalau kita
ke Australia saja? Aku lancar berbahasa inggris. Bagaimana denganmu?” jawab
Ranbyul berbinar, karena ia mulai menemukan jalan untuk menjauhi Tao.
“kita?” tanya Sehun lalu dibalas
anggukan oleh Ranbyul.
“aku juga tidak buruk dalam
berbahasa inggris. Kau benar-benar yakin ingin pindah?” tanya Sehun lagi,
dengan hati-hati karena ia tak ingin melukai Ranbyul, kekasihnya.
“ne, aku ingin pindah. Aku ingin
pergi jauuuh. Aku ingin melupakan tuts piano, aku ingin melupakan pakaian
baletku. Aku ingin menjadi seorang pakar hukum.” Ujar Ranbyul semangat namun
penuh dengan kerapuhan dan putus asa.
“ayo, aku juga ingin melupakan
step dancingku. Mari kita bicarakan lebih jauh.” Kata Sehun.
“tentang apa?” tanya Ranbyul.
Pletak!
Satu jitakan mendarat mulus di
kening Ranbyul.
“yakk, memang susah berbicara
dengan yeoja ber-IQ jongkok sepertimu. Tentu saja tentang urusan pindah kita.
Pabboya yeoja.” Ujar Sehun, semangat.
“jeongmal?” ujar Ranbyul
berbinar.
“ne. Besok aku ajak orangtuaku
ke rumah mu untuk membahas hal ini.” Jawab Sehun.
“jeongmalyo?” tanya Ranbyul.
“NE CHAGGIIIYAAAAAA~” pekik
Sehun.
“hhuaaaaaaaaa~ SARANGHAEYO
CHAGIIIII” pekik Ranbyul.
“NA DO SARANGHAEEEEEE” jawab
Sehun.
Menari adalah separuh nafasku..
Jika aku berhenti menari maka aku akan
kehilangan separuh nafasku..
Tapi aku tak menyesal..
Separuh nafas yang hilang itu digantikan
dengan kau yang selalu ada disisiku..
Menari tak ada arti jika dibandingkan
denganmu..
Ranbyul, ketahuilah.. aku sangat mencintaimu..
***
1 month later..
Incheon International Airport
“Sehun-ah, aku titipkan adik
idiotku padamu. Kau harus banyak bersabar menghadapinya.” Ujar Suho sembari
menepuk pelan pundak calon adik iparnya, Sehun.
“ne hyung, aku akan menjaganya.”
Jawab Sehun lalu tersenyum tipis.
“hikss.. hikss.. eommaaaaa..
appaaa.. oppaaaa..” rengek Ranbyul.
“hiks.. sudahlah nak.. hiks..
jangan menangis.. jika liburan musim salju kau harus pulang ke Korea ne?” ucap
Ny. Kim sesegukan.
“ne eomma.. tapi aku tak janji.”
jawab Ranbyul.
“byul-ah, belajar yang rajin
disana. Appa dan eomma akan mendoakanmu dari sini.” Nasehat Tn. Kim.
“hmm, ne appa. Suho oppa..” ujar
Ranbyul.
“ne?”
“aku titipkan ini untuk Tao.
Berikan padanya setelah ia pulih.” Ujar Ranbyul lalu memberikan sepucuk surat
berwarna biru langit pada Suho.
“arraseo..”
“eum, sebenar lagi pesawat kita
akan take off. Kajja Byullie.” Ajak Sehun.
“hm, baiklah.. eomma, appa, dan
oppa.. serta abonim dan eomonim. Kami pamit ne..” ujar Ranbyul.
“ne.. hati-hati di jalan..”
jawab mereka serentak kecuali Sehun yang hanya tersenyum tipis.
“ne..” jawab Ranbyul lalu segera
menuju ruang keberangkatan bersama Sehun.
“kwenchanayo, chaggi?” tanya
Sehun yang dijawab sebuah anggukan oleh Ranbyul.
Tuhan..
Hanya satu pintaku padamu..
Jagalah ia saat aku jauh dari sisinya..
Berikan orang yang tulus dariMu..
Jangan biarkan dia sendiri dan terpuruk..
Aku ingin memastikan dirinya bahagia..
Setelah aku pergi dan tak akan kembali..
Karena aku tak bisa memelukmu sebebas yang
dulu lagi..
Aku sudah terikat kuat dengan malaikat baruku,
Oh Sehun.
Disini, di hatiku..
Masih ada satu ruang cinta untuknya..
Takkan lekang oleh waktu..
Selamanya..
Kepergian Ranbyul menyatakan,
bahwa mulai saat ini Ranbyul dan Sehun bertunangan. Ranbyul akan mencari
kebahagiaannya sendiri tanpa cinta pertamanya.
Chapter 5 : Into
The New World
13 years later
Incheon International Airport
“dad,
so it’s your nation. South Korea?” ujar seorang anak laki-laki berusia 5 tahun
yang berada dalam gendongan sang ayah.
“yeah
baby, and you would be like this.” Jawab sang ayah lalu berhigh five ria dengan
anak laki-lakinya.
“dan
satu lagi, kau harus berbahasa Korea mulai dari sekarang. Dan namamu dalam
Korea adalah Oh Jitae.” Ucap seorang ibu muda yang berdampingan dengan 2 orang
kaum adam yang berbeda generasi tersebut.
“ne
eomma.”
“appa
adeul neomu meotjidda.” Ujar ayah muda tersebut.
***
Tao
POV
Ku
pandangi pantulan bayanganku dari cermin raksasa yangada di kamarku. Hingga aku
teringat tentang sesuatu yang tersimpan rapi dalam laci yang ada di nakas
cermin selama 13 tahun. Secarik kertas usang yang sudah nyaris lapuk. Kertas
ini lebih tampak sebagai benda purba. Tapi, seburuk apapun wujud kertas ini.
Kertas inilah yang menyadarkanku akan kesalahan terbesar yang pernah ku buat
hingga aku kehilangan gadisku dulu. 13 tahun tersimpan. Aku tak pernah bosan
membacanya.
Annyeong Panda^^
Semoga kau sudah baik-baik saja saat membaca
surat ini.
Karena saat kau membaca surat ini, aku tak
akan lagi muncul dihadapanmu.
Aku sudah menuruti permintaanmu waktu itu.
Apa kau puas? Semoga saja.
Tak banyak yang ingin aku katakan, aku hanya
ingin mengatakan jika sebuah gerobak soju cungkring mencintai seekor panda
imut. Atau yang lebih jelasnya seorang Kim Ranbyul mencintai Huang Zi Tao. Aku
benar-benar berharap jika kau juga menyukaiku. Tapi aku sadar jika itu hanya
ada di angan-angan.
Dan mengenai ramalan Tarot waktu itu, aku
benar-benar sedih mengingatnya. Ramalan itu memang benar untukku. Tapi apa
ramalan itu juga berlaku untukmu? Awalnya aku berpikir jika apa yang dikatakan
peramal itu benar, ternyata tidak..
Aku minta maaf atas jurang kesalahpahaman
besar yang membuat jarak kita begitu jauh. Aku benar-benar minta maaf. Kau
berhak membenciku.
Aku pindah ke Sidney bersama Sehun,
tunanganku. Maaf jika aku baru mengatakannya. Aku takut bertemu denganmu.
Aku bertunangan dengan seseorang yang begitu
mencintaiku, aku berharap aku pantas mendapatkan cinta tulusnya itu. Tao,
hiduplah dengan baik tanpaku. Makan dengan baik, tidur dengan baik. Jangan
tangisi sahabat egois sepertiku.
Aku akan mencari kebahagiaanku sendiri
tanpamu. Maafkan aku..
Tapi percayalah, ada ruang khusus untukmu
dihatiku.
Dan aku meminta maaf atas kelancanganku
mencintaimu.
Saranghae panda..
Hwaiting!^^
Kim Ranbyul
Persetan!
Air mataku justru tumpah. Rasa sesak saat pertama kali aku membacanya tiba-tiba
datang lagi.
“Tao-ah,
kau sudah siap?” tanya Appa.
“ne
appa. Aku siap.” Jawabku lalu keluar kamar dan melangkah ke taman rumahku.
Ranbyul POV
Ku langkahkan kakiku memasuki
rumah mewah yang tengah dihiasi dengan berbagai macam bentuk pernak-pernik
pernikahan. Senyum yang entah bagaimana bentuknya terpatri diwajahku. Antara
senyum bahagia dan senyum kecut. Tentu saja. Ini pesta pernikahan laki-laki
yang sebenarnya masih aku sayangi. Huang Zi Tao dengan Yoon Jaehui, teman masa
SMA ku. aku datang jauh-jauh dari Sidney, Australia demi menghadiri pesta
pernikahan mereka.
Awalnya
aku enggan datang. Tapi demi permintaan suamiku dan menghargai undangan
akhirnya aku datang. Oh iya, aku benar-benar berjodoh dengan malaikatku, Sehun.
Dan kami memiliki seorang putra bernama Oh Jitae dalam nama Korea. Tentang asal
usul nama malaikat kecilku, Jitae. Tentu tidak jauh berbeda kan dengan Zi Tao?
Zi Tao dan Ji Tae. Itu bisa disebut sebagai nama dari sepasang bayi laki-laki
kembar. Aku memberinya nama Jitae karena dari segi fisik terutama matanya
sangat mirip dengan ‘sahabat’ku itu.
“terimakasih
sudah datang, gerobak.” Ujar seseorang yang telah sukses membuyarkan lamunanku
namun terasa sangat familiar bagiku, Tao. Sungguh membahagiakan, tentu saja
karena setelah hampir 14 tahun ia tak memanggilku dengan sebutan itu. Aku
benar-benar terharu. Entahlah, aku tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
“ne,
panda..” jawabku lalu menyeka titik airmata yang keluar dari sudut mataku.
“13
tahun tak bertemu.. kau tak tampak seperti gerobak lagi. Hahaha.” Ujar Tao yang
membuatku mempoutkan bibir kesal.
“oh
iya, ini putramu?” tanya Tao yang ku jawab sebuah anggukan.
“waah,
neomu meotjidda. Tapi, kenapa ia bisa mewariskan mata pandaku? Tapi bibir dan
hidungnya sangat mirip dengan ayahnya.” Komentar Tao.
“Jitae,
dia sahabat eomma ketika sekolah. Panggil dia Tao samchon. Dan perkenalkan
dirimu.” Interupsiku.
“ne
eomma. Ehm, annyeong haseo. Oh Jitae imnida.”
“ne,
annyeong.” Jawab Tao lalu mengusap pelan rambut malaikat kecilku.
Terimakasih tuhan.. kau menghilangkan rasa
benci Tao padaku. Dan memberikanku seorang malaikat dan malaikat kecil yang
tampan untukku. Aku benar-benar mensyukuri kebahagiaanku walaupun aku tak
mendapatkannya bersama malaikat pertamaku. Tao.. bahagiakan Jaehui seperti
Sehun membahagiakanku.- Kim Ranbyul.
Sebenarnya aku merasa sakit ketika melihat
Ranbyul sudah memberikan keturunan untuk laki-laki lain. Tapi aku tahu itu
semua karena rasa egois sudah terlanjur menyerangku 13 tahun yang lalu hingga
membuatku kehilangan cinta pertamaku. Jaehui, aku akan coba mencintaimu.
Walaupun dihatiku masih bersemayam rasa cinta untuk Ranbyul. Aku akan berusaha
mencari kebahagiaanku sendiri tanpanya. Andai Ranbyul tahu jika aku sangat
senang melihat malaikat kecilnya memiliki bentuk mata yang sama denganku. Itu
menjadi pertanda bahwa pada awalnya ia cukup mencintaiku kan? Dan satu lagi,
karena takdir cintaku yang sangat payah. Aku tak percaya ramalan lagi, aku tak
percaya kartu tarot. Aku merasa sedih ketika mengingat masa itu. - Huang Zi Tao
Aku sangat mencintai Ranbyul, demi keinginan
Ranbyul aku sudah rela melepaskan separuh nafasku, menari. Aku melakukannya
karena aku sudah mendapatkan penggantinya. Dan perjuanganku tak sia-sia. Aku
benar-benar membawanya ke altar pernikahan dan mengucapkan janji suci dengan
bahagia. Terlebih sekarang sudah hadir seorang malaikat kecil di antara kami.
Oh Jitae. Aku tahu apa alasannya memberi nama Oh Jitae. Aku memakluminya karena
aku tahu hatinya. – Oh Sehun.
END~
Ulalala~ lalalaa~
Eottokhae? Ff nya
saya bagi 5 bagian tapi ini twoshoot. Mianhae..
RCL nya yaa.
Don’t be silent readers.
Yang like+komen
aku doain bisa ketemu bias. Amiiin~
Saya pamit mau ke
planet mars bersama Chanyeol :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar