Translate

Minggu, 11 November 2012

Fanfiction : My First Love is Drizzle Girl

My First Love is Drizzle Girl
Song Yeonwoo
Byun Baekhyun
**
Baekhyun POV
Seoul, 21 Juli 2012
Ku tatap nanar pusara yang berada di hadapanku sekarang. Yeoja embunku, aku tak menyangka kau sudah meninggalkanku jauh diluar batas yang kuduga. Perlahan namun pasti, mataku terpejam sembari menikmati memori penting yang ku putar di dalam pikiranku. Hari ini adalah peringatan dimana pertama kali aku mengenal yeoja embunku, yeoja yang selalu mengisi hatiku selama 5 tahun terakhir.
**
FLASH BACK ON
Seoul, 21 Juli 2007
Aishh, hujan. Lagi-lagi hujan. Apa malaikat tidak tahu jika aku sangat sulit berlari? Ini menyebalkan. Aku juga sedikit merasa menyesal karena tak mengindahkan atau lebih tepatnya acuh terhadap saran eomma(ibu) agar membawa payung. Kupercepat langkahku menuju halte bus yang ada di perempatan jalan School of Performing Arts Seoul. Dengan pandangan yang sedikit kabur akibat kelopak mataku yang basah terkena hujan tampak seorang yeoja(perempuan) juga tengah menunggu hujan reda. Cha, akhirnya sampai. Ku tepis kasar kulitku agar mengurangi jumlah air yang sudah membuatku basah kuyup. Ku lihat yeoja itu dengan sudut mataku tengah menikmati lagu dari headphonenya sembari memejamkan mata. Manis, sangat manis. Aish, Baekhyun pabo(bodoh).
“Agasshi(nona), boleh aku duduk disebelahmu?” tanyaku, kemudian ia membuka kelopak mata onyx miliknya sembari mengangguk dan tersenyum. eomma, senyumannya sangat manis. Dan tiba-tiba ada getiran aneh di hatiku, apa ini?
“aishh, kemana saja bis ini berkeliaran? Jalan sangat sepi.” Gumamku memecahkan keheningan yang menyelimuti kami.
“hahaha, kau mencari bis? Ini sudah pukul 6. Bis hanya lewat sampai jam 5 sore.” Jawab yeoja cantik disebelahku.
“eh? Jam 6? Aigoo~ eommaku pasti akan mengomel jika aku pulang telat lagi. Eum, dan kau sendiri? Kenapa kau masih disini? Apalagi kau seorang yeoja, tak baik jika sendirian ditempat sepi seperti ini. Kenapa kau tak pulang?”
“aku cinta hujan, aku rela pulang jam berapapun demi menikmati rintikan hujan. Orangtuaku tak khawatir karena ini menjadi kebiasaanku, sejak aku kecil.”
“oh, begitu. Apa yang kau sukai dari hujan?”
“hanya simpel alasanku, ketenangan. Dan bau khas setelah hujan atau gerimis. Aku sangat menyukai bau itu.”
“simpel katamu? Di Seoul sangat sulit mendapatkan ketenangan. Kecuali kau mengurungkan diri di dalam ruang kedap suara.”
“hahahaha.”
Kemudian kami terdiam cukup lama sampai hujan benar-benar telah reda.
“hujan sudah reda, sebaiknya aku pulang. Hm, kamshamnida. Sudah membuatku tertawa.”
“hm, Agasshi. No ireumeun mworago?(siapa namamu?)”
“naneun(aku), Yeonwoo. Song Yeonwoo.” Jawabnya lalu tersenyum dan berlalu meninggalkanku.
“Yeonwoo. Setahuku, arti nama Yeonwoo adalah hujan, gerimis, dan embun. Pantas saja ia begitu menyukai hujan. Ah, sebaiknya aku pulang.”
**
Seoul, 1 Agustus 2007
Kali ini ku akui, aku memang seorang anak durhaka. Aku yakin ibuku sudah mendoakan hujan deras untuk mengutukku yang mengacuhkannya untuk membawa payung. Aku baru ingat, Yeonwoo-ku pasti sedang berada di halte bus. Lebih baik aku kesana. Terimakasih eomma, kau sudah mendoakan hujan deras untukku. Ternyata menjadi anak nakal tidak selalu buruk. Hahaha^^
“Yeonwoo-ssi!” panggilku, ia tersadar dari lamunan panjangnya lalu menatapku dan mengukir 3 lengkungan indah diwajah malaikat miliknya. Manis, sangat manis.
“kau lagi? Hahaha, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu lagi, namja(laki-laki) bawel.”
“yakk! Namja bawel? aku punya nama! Namaku Baekhyun, Byun Baekhyun. Usiaku 16 tahun.”
“16 tahun? Berarti kita sama. Eum, kau kelas berapa?”
“aku? Aku kelas XI-2 di School of Performing Arts. Kalau kau? Kelas XI apa?”
“aku kelas XII-1. Hahaha.”
“eh? Kenapa bisa?”
“aku mengikuti ujian negara tingkat SMP ketika kelas VIII SMP”
“aigoo~ jadi sekarang aku sedang berbicara dengan seorang anak emas?”
“kau terlalu berlebihan Baekhyun-ah.”
“hahaha. Jadi aku harus memanggilmu noona(kakak)?”
“shirreo! Aku tidak setua itu.”
“hihihi. Baiklah. Eum, bicara tentang arti namamu. Yeonwoo berarti hujan kan?”
“bukan. artinya gerimis dan embun.”
“lalu kenapa kau menyukai hujan? Kenapa kau tidak menyukai gerimis ataupun embun?”
“aish, kau sangat bawel. Eum, aku suka semua itu. Sebenarnya aku lebih menyukai gerimis. Tapi, ketika hujan, aku juga bisa melihat gerimis walaupun hanya sebentar.”
“oh, begitu. Eum, berarti sebentar lagi kau akan mengikuti ujian negara tingkat SMA?”
“kau benar.”
“sebentar lagi aku akan kehilangan yeoja yang aku sukai.” Gumamku.
“mwo? Apa katamu?”
“eh? Ani, aniyo. Hehehehe.”
Kali ini ku akui jika selain nakal, Byun Baekhyun juga pabo!
**
Seoul, 12 Februari 2008
Hari ini aku sudah bulatkan tekadku untuk mengungkapkan perasaanku pada yeoja embunku, Yeonwoo. Soal diterima atau tidak, itu urusan belakangan. I don’t care. Karena hari ini adalah hari pelepasan siswa kelas XII. Jantungku berdebar tak karuan karena tadi ia bilang juga ada hal yang ingin ia sampaikan padaku. Anehnya hari ini, gerimis mengguyur ibukota Seoul. Suasana yang tepat.
“whooa, penampilanmu tadi sangat bagus namja bawel. Hahaha” pujinya.
“gomapta. Eum, yeoja embun. Tadi kau bilang ingin mengatakan sesuatu padaku. Katakanlah..”
“eum, aku yakin kau akan terkejut mendengarnya. Mianhae aku baru mengatakannya padamu. Eum, aku di jodohkan dengan orangtuaku.”
DEG!
Jadi, inikah yang dinamakan dengan sakit hati? Ternyata memang benar sakit. Sangat sakit.
“lalu?” tanyaku pendek, aku tak sanggup berbicara banyak karena leherku tercekat, tanda aku akan menangis.
“aku akan menikah seminggu lagi dan akan pindah dan menetap di Australia. Disana aku juga akan melanjutkan kuliahku.”
Tuhan, demi apapun. Aku rela jika kau cabut nyawaku sekarang daripada aku harus menerima pahit yang lebih banyak lagi.
“oh, chukkae.” Jawabku.
“aish, sahabat macam apa kau ini? Hanya mengucapkan chukkae? Ahh, biarlah. Kau harus datang ke acara pernikahanku atau kau tak akan melihatku lagi. Dan kau, apa hal yang ingin kau katakan?”
Oke, kali ini aku merasa benar-benar jatuh. Ia hanya menganggapku sahabat selama ini. Tidak mungkin kan aku menyatakan perasaanku pada seseorang yang akan menikah bukan?
“aku hanya ingin bertanya, eum. Universitas apa yang bagus dan terletak paling dekat dengan Korea?”
“bagaimana jika Tokyo University?”
FLASH BACK OFF
**
Benar saja, andai waktu itu aku datang ke acara pernikahanmu. Apa kau tetap hidup dan tak meninggalkanku? Kau benar-benar menepati ucapanmu,Yeonwoo. Sambil menitikkan airmata ku cium hangat pusara milik Yeonwoo dan meletakkan sebuket bunga krisan merah kesukaannya di atas makam miliknya.
“aku bukan seorang namja bawel lagi, aku adalah seorang pakar hukum sekarang. Terimakasih atas saranmu hari itu. Eum, yeoja embunku. kau harus datang di acara pernikahanku, yeoja embun. Kau harus berjanji padaku. Eum, mian aku tidak datang di hari pernikahanmu dan hari pemakamanmu. Kau pasti sangat marah padaku. Tapi aku mohon, bisakah kau datang?”
Terasa setetes demi tetes rintik hujan menyentuh kulitku. Gerimis. Aku tersenyum senang. Ia melihat kedatanganku.
“gerimis ku anggap jawaban iya darimu. Dan satu lagi, aku.. aku mencintaimu yeoja embun. Namja bawel mencintai yeoja embun. Saranghae..”
**
Seoul, 1 Agustus 2012
Acara pernikahanku dilaksanakan di sebuah taman yang ada di kota Seoul. Sengaja aku pilih taman, agar aku bisa merasakan kehadiran yeoja embunku. Yang kedua, aku sengaja memilih tanggal 1 agustus sebagai peringatan kedua kalinya aku bertemu dengan yeoja embunku. Ketika mertuaku membawa calon istriku ke arahku. Terasa rintik air hujan mulai membasahiku, aku tersenyum. Gerimis. Yeonwoo-ku datang. Aku bahagia, sangat bahagia. Aku melihat bayangan yeoja embunku berjalan di belakang calon istriku sambil tersenyum. akhirnya aku melihat lekukan indah itu di wajahnya setelah 4 tahun aku tak melihat lekukan itu lagi, kecuali dari mimpiku.
Rintik hujan..
Aku sangat menyukai hujan sejak kau menjelaskan alasanmu menyukai hujan..
Ketenangan, aroma khas hujan..
Aku juga menyukainya..
Yeonwoo berarti gerimis..
Yeonwoo adalah cinta pertamaku..
Cinta pertamaku yang pergi karena takdir yang menginginkannya..
Aku berjanji akan belajar untuk bahagia tanpamu..
Maafkan aku..
Aku berjanji padamu..
Aku akan membuat malaikat kecilku nanti akan mencintai hujan sepertimu..
Aku akan cerita pada malaikat kecilku jika cinta pertamaku yang membuatku menyukai hujan.
Dan cinta pertamaku adalah seorang gadis cantik bernama Yeonwoo..
Seorang gadis dengan wajah selembut embun..
Song Yeonwoo, saranghae..
**
EPILOG
“appa, diluar sedang gerimis. Temani aku appa, aku ingin melihat gerimis.” Pinta seorang yeoja kecil pada sang ayah.
“tentu. Apapun untukmu jika itu sudah berkaitan dengan hujan, baby.”
“appa merindukannya?” tanya yeoja manis tersebut.
“appa memang merindukannya, selalu merindukannya. Tapi, jika sudah melihat senyumanmu. Appa bisa sedikit melepas rasa rindu appa.”
“apa senyumanku begitu mengingatkanmu padanya, appa?”
“tentu, lekukan indah diwajahmu itu. Sangat cantik. Byun Yeonwoo..”
“appa sangat suka menyebut namaku secara lengkap. Aku tahu jika itu nama cinta pertama appa dan itu juga namaku. Aku juga kasihan pada eomma.”
“tenang saja, eomma mu sudah terbiasa.”
“gerimisnya reda, appa..”
“yasudah, ayo kita masuk. Baby Yeonwoo.”
“ne appa.”
Setiap kali aku mengukir momen manis bersama yeonwoo-ku, selalu datang hujan walaupun sekedar gerimis.
Yeonwoo is My Drizzle Girl
END
Note :
Saya minta maaf sebesar-besarnya karena saya tidak menjelaskan kenapa Yeonwoo meninggal. Karena sayapun tak tahu kenapa dia meninggal *author sarap*. Dan saya minta maaf karena terlalu pendek, gantung dan sebagainya. Untuk ff ini saya tegaskan tidak akan ada SEQUEL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar