My
First Love is Drizzle Girl
Song
Yeonwoo
Byun
Baekhyun
**
Baekhyun
POV
Seoul,
21 Juli 2012
Ku
tatap nanar pusara yang berada di hadapanku sekarang. Yeoja embunku, aku tak
menyangka kau sudah meninggalkanku jauh diluar batas yang kuduga. Perlahan
namun pasti, mataku terpejam sembari menikmati memori penting yang ku putar di
dalam pikiranku. Hari ini adalah peringatan dimana pertama kali aku mengenal
yeoja embunku, yeoja yang selalu mengisi hatiku selama 5 tahun terakhir.
**
FLASH
BACK ON
Seoul,
21 Juli 2007
Aishh,
hujan. Lagi-lagi hujan. Apa malaikat tidak tahu jika aku sangat sulit berlari?
Ini menyebalkan. Aku juga sedikit merasa menyesal karena tak mengindahkan atau
lebih tepatnya acuh terhadap saran eomma(ibu) agar membawa payung. Kupercepat
langkahku menuju halte bus yang ada di perempatan jalan School of Performing
Arts Seoul. Dengan pandangan yang sedikit kabur akibat kelopak mataku yang
basah terkena hujan tampak seorang yeoja(perempuan) juga tengah menunggu hujan
reda. Cha, akhirnya sampai. Ku tepis kasar kulitku agar mengurangi jumlah air
yang sudah membuatku basah kuyup. Ku lihat yeoja itu dengan sudut mataku tengah
menikmati lagu dari headphonenya sembari memejamkan mata. Manis, sangat manis.
Aish, Baekhyun pabo(bodoh).
“Agasshi(nona),
boleh aku duduk disebelahmu?” tanyaku, kemudian ia membuka kelopak mata onyx
miliknya sembari mengangguk dan tersenyum. eomma, senyumannya sangat manis. Dan
tiba-tiba ada getiran aneh di hatiku, apa ini?
“aishh,
kemana saja bis ini berkeliaran? Jalan sangat sepi.” Gumamku memecahkan
keheningan yang menyelimuti kami.
“hahaha,
kau mencari bis? Ini sudah pukul 6. Bis hanya lewat sampai jam 5 sore.” Jawab
yeoja cantik disebelahku.
“eh?
Jam 6? Aigoo~ eommaku pasti akan mengomel jika aku pulang telat lagi. Eum, dan
kau sendiri? Kenapa kau masih disini? Apalagi kau seorang yeoja, tak baik jika
sendirian ditempat sepi seperti ini. Kenapa kau tak pulang?”
“aku
cinta hujan, aku rela pulang jam berapapun demi menikmati rintikan hujan.
Orangtuaku tak khawatir karena ini menjadi kebiasaanku, sejak aku kecil.”
“oh,
begitu. Apa yang kau sukai dari hujan?”
“hanya
simpel alasanku, ketenangan. Dan bau khas setelah hujan atau gerimis. Aku
sangat menyukai bau itu.”
“simpel
katamu? Di Seoul sangat sulit mendapatkan ketenangan. Kecuali kau mengurungkan
diri di dalam ruang kedap suara.”
“hahahaha.”
Kemudian
kami terdiam cukup lama sampai hujan benar-benar telah reda.
“hujan
sudah reda, sebaiknya aku pulang. Hm, kamshamnida. Sudah membuatku tertawa.”
“hm,
Agasshi. No ireumeun mworago?(siapa namamu?)”
“naneun(aku),
Yeonwoo. Song Yeonwoo.” Jawabnya lalu tersenyum dan berlalu meninggalkanku.
“Yeonwoo.
Setahuku, arti nama Yeonwoo adalah hujan, gerimis, dan embun. Pantas saja ia
begitu menyukai hujan. Ah, sebaiknya aku pulang.”
**
Seoul,
1 Agustus 2007
Kali
ini ku akui, aku memang seorang anak durhaka. Aku yakin ibuku sudah mendoakan
hujan deras untuk mengutukku yang mengacuhkannya untuk membawa payung. Aku baru
ingat, Yeonwoo-ku pasti sedang berada di halte bus. Lebih baik aku kesana.
Terimakasih eomma, kau sudah mendoakan hujan deras untukku. Ternyata menjadi
anak nakal tidak selalu buruk. Hahaha^^
“Yeonwoo-ssi!”
panggilku, ia tersadar dari lamunan panjangnya lalu menatapku dan mengukir 3
lengkungan indah diwajah malaikat miliknya. Manis, sangat manis.
“kau
lagi? Hahaha, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu lagi, namja(laki-laki)
bawel.”
“yakk!
Namja bawel? aku punya nama! Namaku Baekhyun, Byun Baekhyun. Usiaku 16 tahun.”
“16
tahun? Berarti kita sama. Eum, kau kelas berapa?”
“aku?
Aku kelas XI-2 di School of Performing Arts. Kalau kau? Kelas XI apa?”
“aku
kelas XII-1. Hahaha.”
“eh?
Kenapa bisa?”
“aku
mengikuti ujian negara tingkat SMP ketika kelas VIII SMP”
“aigoo~
jadi sekarang aku sedang berbicara dengan seorang anak emas?”
“kau
terlalu berlebihan Baekhyun-ah.”
“hahaha.
Jadi aku harus memanggilmu noona(kakak)?”
“shirreo!
Aku tidak setua itu.”
“hihihi.
Baiklah. Eum, bicara tentang arti namamu. Yeonwoo berarti hujan kan?”
“bukan.
artinya gerimis dan embun.”
“lalu
kenapa kau menyukai hujan? Kenapa kau tidak menyukai gerimis ataupun embun?”
“aish,
kau sangat bawel. Eum, aku suka semua itu. Sebenarnya aku lebih menyukai
gerimis. Tapi, ketika hujan, aku juga bisa melihat gerimis walaupun hanya
sebentar.”
“oh,
begitu. Eum, berarti sebentar lagi kau akan mengikuti ujian negara tingkat
SMA?”
“kau
benar.”
“sebentar
lagi aku akan kehilangan yeoja yang aku sukai.” Gumamku.
“mwo?
Apa katamu?”
“eh?
Ani, aniyo. Hehehehe.”
Kali
ini ku akui jika selain nakal, Byun Baekhyun juga pabo!
**
Seoul,
12 Februari 2008
Hari
ini aku sudah bulatkan tekadku untuk mengungkapkan perasaanku pada yeoja
embunku, Yeonwoo. Soal diterima atau tidak, itu urusan belakangan. I don’t
care. Karena hari ini adalah hari pelepasan siswa kelas XII. Jantungku berdebar
tak karuan karena tadi ia bilang juga ada hal yang ingin ia sampaikan padaku.
Anehnya hari ini, gerimis mengguyur ibukota Seoul. Suasana yang tepat.
“whooa,
penampilanmu tadi sangat bagus namja bawel. Hahaha” pujinya.
“gomapta.
Eum, yeoja embun. Tadi kau bilang ingin mengatakan sesuatu padaku.
Katakanlah..”
“eum,
aku yakin kau akan terkejut mendengarnya. Mianhae aku baru mengatakannya
padamu. Eum, aku di jodohkan dengan orangtuaku.”
DEG!
Jadi,
inikah yang dinamakan dengan sakit hati? Ternyata memang benar sakit. Sangat
sakit.
“lalu?”
tanyaku pendek, aku tak sanggup berbicara banyak karena leherku tercekat, tanda
aku akan menangis.
“aku
akan menikah seminggu lagi dan akan pindah dan menetap di Australia. Disana aku
juga akan melanjutkan kuliahku.”
Tuhan,
demi apapun. Aku rela jika kau cabut nyawaku sekarang daripada aku harus
menerima pahit yang lebih banyak lagi.
“oh,
chukkae.” Jawabku.
“aish,
sahabat macam apa kau ini? Hanya mengucapkan chukkae? Ahh, biarlah. Kau harus
datang ke acara pernikahanku atau kau tak akan melihatku lagi. Dan kau, apa hal
yang ingin kau katakan?”
Oke,
kali ini aku merasa benar-benar jatuh. Ia hanya menganggapku sahabat selama
ini. Tidak mungkin kan aku menyatakan perasaanku pada seseorang yang akan
menikah bukan?
“aku
hanya ingin bertanya, eum. Universitas apa yang bagus dan terletak paling dekat
dengan Korea?”
“bagaimana
jika Tokyo University?”
FLASH
BACK OFF
**
Benar
saja, andai waktu itu aku datang ke acara pernikahanmu. Apa kau tetap hidup dan
tak meninggalkanku? Kau benar-benar menepati ucapanmu,Yeonwoo. Sambil
menitikkan airmata ku cium hangat pusara milik Yeonwoo dan meletakkan sebuket
bunga krisan merah kesukaannya di atas makam miliknya.
“aku
bukan seorang namja bawel lagi, aku adalah seorang pakar hukum sekarang.
Terimakasih atas saranmu hari itu. Eum, yeoja embunku. kau harus datang di
acara pernikahanku, yeoja embun. Kau harus berjanji padaku. Eum, mian aku tidak
datang di hari pernikahanmu dan hari pemakamanmu. Kau pasti sangat marah
padaku. Tapi aku mohon, bisakah kau datang?”
Terasa
setetes demi tetes rintik hujan menyentuh kulitku. Gerimis. Aku tersenyum
senang. Ia melihat kedatanganku.
“gerimis
ku anggap jawaban iya darimu. Dan satu lagi, aku.. aku mencintaimu yeoja embun.
Namja bawel mencintai yeoja embun. Saranghae..”
**
Seoul,
1 Agustus 2012
Acara
pernikahanku dilaksanakan di sebuah taman yang ada di kota Seoul. Sengaja aku
pilih taman, agar aku bisa merasakan kehadiran yeoja embunku. Yang kedua, aku
sengaja memilih tanggal 1 agustus sebagai peringatan kedua kalinya aku bertemu
dengan yeoja embunku. Ketika mertuaku membawa calon istriku ke arahku. Terasa
rintik air hujan mulai membasahiku, aku tersenyum. Gerimis. Yeonwoo-ku datang.
Aku bahagia, sangat bahagia. Aku melihat bayangan yeoja embunku berjalan di
belakang calon istriku sambil tersenyum. akhirnya aku melihat lekukan indah itu
di wajahnya setelah 4 tahun aku tak melihat lekukan itu lagi, kecuali dari
mimpiku.
Rintik hujan..
Aku sangat menyukai hujan sejak kau
menjelaskan alasanmu menyukai hujan..
Ketenangan, aroma khas hujan..
Aku juga menyukainya..
Yeonwoo berarti gerimis..
Yeonwoo adalah cinta pertamaku..
Cinta pertamaku yang pergi karena takdir
yang menginginkannya..
Aku berjanji akan belajar untuk bahagia
tanpamu..
Maafkan aku..
Aku berjanji padamu..
Aku akan membuat malaikat kecilku nanti akan
mencintai hujan sepertimu..
Aku akan cerita pada malaikat kecilku jika
cinta pertamaku yang membuatku menyukai hujan.
Dan cinta pertamaku adalah seorang gadis
cantik bernama Yeonwoo..
Seorang gadis dengan wajah selembut embun..
Song Yeonwoo, saranghae..
**
EPILOG
“appa,
diluar sedang gerimis. Temani aku appa, aku ingin melihat gerimis.” Pinta
seorang yeoja kecil pada sang ayah.
“tentu.
Apapun untukmu jika itu sudah berkaitan dengan hujan, baby.”
“appa
merindukannya?” tanya yeoja manis tersebut.
“appa
memang merindukannya, selalu merindukannya. Tapi, jika sudah melihat
senyumanmu. Appa bisa sedikit melepas rasa rindu appa.”
“apa
senyumanku begitu mengingatkanmu padanya, appa?”
“tentu,
lekukan indah diwajahmu itu. Sangat cantik. Byun Yeonwoo..”
“appa
sangat suka menyebut namaku secara lengkap. Aku tahu jika itu nama cinta
pertama appa dan itu juga namaku. Aku juga kasihan pada eomma.”
“tenang
saja, eomma mu sudah terbiasa.”
“gerimisnya
reda, appa..”
“yasudah,
ayo kita masuk. Baby Yeonwoo.”
“ne
appa.”
Setiap kali aku mengukir momen manis bersama
yeonwoo-ku, selalu datang hujan walaupun sekedar gerimis.
Yeonwoo is My Drizzle Girl
END
Note
:
Saya
minta maaf sebesar-besarnya karena saya tidak menjelaskan kenapa Yeonwoo
meninggal. Karena sayapun tak tahu kenapa dia meninggal *author sarap*. Dan
saya minta maaf karena terlalu pendek, gantung dan sebagainya. Untuk ff ini
saya tegaskan tidak akan ada SEQUEL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar